Siang itu…
Nada sms berdering, kubaca beritanya membuat jantungku berdetak, kakiku lemas, mendadak aku tak bersemangat untuk melakukan aktivitas apapun. Rasa malas dan tak bersemangat menghinggap. Hanya doa yang aku kumandangkan, bibirku tak berhenti komt-kamit membaca mantra yang diambil dari Al-Qur’an, Hadits, dan sholawat Nabi ajaran dari guru ngajiku dulu. Walau badanku lemas tapi kupaksakan jiwaku untuk tetap kuat berdoa dan memohon semoga kejadian yang tak dapat kubayangkan tidak terjadi.
Hari ini dimulai lagi perjudian 3 hari untuk menentukan hasil belajar selama 3 tahun. Dengan standar nilai yg lebih tinggi dari kemarin para siswa dituntut untuk memenuhinya.
Dan dengan sangat menyebalkan serta mengesalkan kembali kejadian tahun lalu terulang. apakah itu?? Berita tentang bocoran UN, soal-soal UN, tips dan trik menempuh Ujian Nasional bertebaran. Baca lebih lanjut
Apa jadinya jika dua hati tidak mau saling mengerti, apa jadinya jika dua jiwa saling menyalahkan, tak ada introspeksi, yang ada hanya pembenaran sepihak, dan tak ada kata saling mengalah.
Jika hati berontak, logika tak berjalan, emosi yang bermain, menggolak, menggelegak, bak tsunami setelah gempa.
Perasaan kecewa berkecamuk, rasa menyalahkan berbalik menjadi rasa bersalah yang teramat dalam, tapi keegoisan menerjang, memporak porandakan segala kesadaran dan kesahajaan yang ada, mematikan kebesaran hati, merusak kesabaran diri.
Kedewasaan terlupakan, masa tua tak lagi menjadi ukuran, sadar diri tak lagi punya arti. Hanya ke aku-an yang meradang. memusnahkan segala kebaikan yang telah direncanakan untuk membangun sebuah puing kejayaan.
Apa jadinya?
Sekian lama tenggelam
terlena oleh buaian mimpi-mimpi tak pasti
meninggi oleh ketidak puasan yang tamak
termakan janji-janji tak berujung bukti
ada tapi tak berdaya
bernyawa tapi tak bergerak
beraga tapi tak berguna
Kejenuhan mencapai titik nadir
Kepuasan telah berakhir
Ketidak pastian mengukir
menggerakkan alam bawah sadar sampai akhir