Setelah ditelusuri, ternyata sudah banyak juga ya edisi intermezzo ini. Tidak terasa sudah sampai 13 episode yang sudah terbit (kayak sinetron). Berawal dari keinginan memotivasi diri, sampai iseng-iseng karena kurang inspirasi maka jadilah postingan-postingan bertitel Intermezzo ini. Mengapa edisi kali ini bertitel “Kelamaan?” , dikarenakan jauhnya jarak dengan edisi sebelumnya dan lamanya diriku tidak posting-posting đŸ˜€Â Ya sudahlah tidak usah kelamaan, mari kita simak hasil mulung untuk edisi kali ini. Baca lebih lanjut
Lagi banyak-banyaknya kerjaan
Lagi penuh-penuhnya tugas
Lagi suntuk-suntuknya Nge-Blog
Lagi susah-susahnya cari inspirasi
Lagi-lagi page rank turun đŸ˜€
Alhamdulillah dapat sebuah anugerah
Anugerah itu berupa sebuah bentuk tali asih dari eyank, bukan eyank kakek atau nenekku lho ya.. , tapi eyank ini yang saya perhatikan memang sering mengasihi sesama (matur nuwun Pakdhe) . Baca lebih lanjut
Suatu ketika temanku bertanya, kenapa kamu memilih ini, bukan itu? kenapa kamu suka yang ini bukan yang itu? kenapa sih harus mendukung dia, bukannya mereka? kenapa kamu punya pikiran seperti ini bukan seperti itu. Lalu aku menjawab, ini prinsipku. Menurut teman-teman blogger salahkah aku jawab demikian?. Bukankah orang hidup perlu prinsip? suatu pilihan pun merupakan sebuah prinsip.
Prinsip bagiku suatu pernyataan fundamental atau kebenaran dan aku jadikan sebagai sebuah pedoman berpikir atau bertindak. Seperti yang tertulis di semboyan Blog ini. “Aku Adalah Aku dan Akan Tetap Menjadi Aku” . Terdengar egois memang, tapi itulah aku. Aku tak akan berubah seperti orang lain, aku hanya akan menjadi sesuatu untuk menuruti kebaikan dan kebenaran jika itu baik dan benar. Tapi ada kalanya aku menginginkan sesuatu yang harus aku penuhi walaupun terkadang orang lain tidak suka, dan lebih cenderung masalah selera bukan prinsip. Baca lebih lanjut
Saat Roy sendiri, dia tekan tuts2 dihadapannya merangkai huruf demi huruf menjadi barisan kata dan menyusunnya menjadi sebuah kalimat. Roy hanya sendiri, tiada siapapun disisinya dan sekitarnya. Roy memang penyendiri, namun dalam kesendiriannya dia membuat sesuatu yang dapat membuat ramai, membuat gaduh dan menjadi buah bibir masyarakat luas. Ketika sesuatu itu semakin hari semakin menunjukkan kualitasnya, selalu dicari dan diburu untuk dikonsumsi, ketika itu pula Roy semakin menyendiri. Saat kawan-kawan terbaiknya mengajaknya melihat karyanya disebuah keramaian, Roy tetap memilih untuk menyendiri. Roy tak pernah tertarik dengan sesuatu yang ia ciptakan menimbulkan keramaian. Ia jengah dengan segala riuh rendah. Baca lebih lanjut
Ketika keadilan diburamkan
Ketika hak dirampas
Ketika kebebasan dihadang oleh perizinan yang penuh birokrasi sesat
Ketika itu pula jiwa meradang
Satu sisi anarki diberangus, disatu sisi kekerasan dipertontonkan
Penindasan terhadap kehidupan
Pembunuhan kreativitas Baca lebih lanjut
Mata menerawang malam
Resah mengiringi penantian
Tanpa pasti bila cinta itu datang
Hanya yakin bahwa Rahmat-Nya kan menjelang
ah……semoga
ikut serta pada blog sahabat dalam Puisi Cinta Satu Bait
Pagi hari, seseorang tergopoh-gopoh mendatangiku saat di perpustakaan kantor. “Duh… Pren cape banget nih naik cuma 2 lantai aja” ujarnya. “Abis keberatan perut sih” timpalku, dia cuma nyengir. “Gak tau nih bro bisa gendut begini, padahal makanan yang dimakan sama dengan yang lain, apa penyebabnya yah?” tanya-nya lagi. “Mendingan ente cari aja buku mengenai penyebab kenapa perut ente itu bisa menggelembung menyaingi perut bini saat hamil” gurauku sambil menahan tawa. Singkat cerita setelah kami mengubek-ubek Perpustakaan, akhirnya menemukan sebuah buku yang tepat untuk dikonsumsi sahabatku itu. Setelah membaca bersama maka ditemukan penyebab kenapa perut temanku atau bahkan perut teman-teman yang lain (yang merasa sama
) menjadi buncit atau membesar adalah :