Aku Adalah Aku dan Akan Tetap Menjadi AKu

Tag Archives: Catatanku

Menurut aku sih ini postingan gak bermutu, tapi sebagai pengalaman hidup n biar ga kosong-kosong amat serta dengan ketulusan hati ingin menulis maka…..

Mungkin falsafah itu benar adanya, bukan hanya didunia mailist atau dunia web atau dunia lain maya. Tapi didunia nyata pun memang hal itu bisa benar-benar terjadi, mungkin kalau aku tidak mengalaminya sendiri maka sampai saat ini aku tidak mengerti arti falsafah tersebut. Sebetulnya sudah lama aku ingin mempostingnya..tapi ya teman2 blogger tau aku sibuk sekali selalu dirusuhi sama cerita2 M, jadi baru sekarang terfikirkan kembali olehku.

Diawali dengan kisah pertama yang membuatku sedikit takjub, ketika aku baru lulus SMA (STM red), aku mengikuti ortuku ke daerah Pondok Gede (tempat bermainku kala kecil), menjelang setahun lebih seketika aku kangen dengan temanku Anton cs aku waktu di STM, maka dengan semangat aku mencari buku telp ku, setelah ketemu tanpa ba bi bu aku langsung lari ke wartel (waktu itu belum beli HP). Setelah ku telepon aku sedikit kecewa karena kata ortunya si Anton berada diJakarta tapi tidak pasti tempatnya dimana, aku hanya diberi no.HP dia. Maka kutelpon lah si Anton, KETEMU! ternyata subhanallah (sok Kaget!) dia ada di Bekasi dan jaraknya tidak begitu jauh dari home ku deket terminal bekasi (Pondok gede-terminal Bekasi kalau jalan lumayan pegel sih hehehehe). Dan sampai sekarang aku masih kontek2an n saling berkunjung…

Lalu diteruskan dengan kisah kedua, aku sudah deket2 merit (cie dah dewasa) Ibuku tiba2 kepingin makan yang namanya martabak, ya namanya pengen nyenengin ortu apalagi Ibu, aku segera menstater motorku tapi ya yg namanya anak muda jiwa on the road nya timbul (apa sih maksudnya) aku tidak langsung menuju ketukang martabak tapi keliling2 dunia… walah kejauhan, walau akhirnya mentok-mentok ketukang martabak deket rumahku juga. Setelah sampai dan aku pesan tanpa sengaja aku memperhatikan sang Abang tukang martabak, wajahnya sepertinya sudah tidak asing buatku, iseng-iseng aku tanya, “Bang ini Martabak bangka atau Lebaksiu*?”*(daerah aku menempuh jenjang SMP), dia menjawab tanpa basa-basi, “Lebaksiu!, tapi asli saya Danawarih”, “oo…kataku…, mas namanya Zaki ya??” aku langsung tembak!. Dia terkejut sambil memperhatikanku tanpa berkedip dan tangannya tetap mengolah martabak pesananku. “Ya Ampun kamu Indra ya?” akhirnya dengan tawa pecah dan tangan berlumur terigu dan minyak dia menyalamiku.”Allah SWT ini kuasaMu kau pertemukan aku dengan sahabat SMP ku yang dahulu pergi tanpa pamit dan kini bertemu ditempat yang jaraknya tidak lebih dari 10km. Dunia sempit.

dan yang paling membuat aku terbahak2 sendiri cerita ketiga ku, ini berlangsung kemarin-kemarin dan masih berada dilokasi seputar webblog. Awalnya aku mengomentari sebuah blog . dan dia balas mengomentari blogku. Dan ternyata itu terus berlanjut sampai kepada YM, kita ngalor ngidul membahas apa yang perlu dibahas (sok penting). Walaupun aku dan beliau sangat berbeda dari segi pengetahuan, istilahnya aku ini awam banget deh…eh…selidik punya selidik setelah kita tau identitas masing-masing dan kegiatan sehari-harinya ternyata tidak lain dan tidak bukan beliau adalah tetangga depan rumahku yg jaraknya tidak lebih dari 10m. Subhanallah…


Mungkin semboyan “Sehat itu Mahal” ada benarnya, tiga hari kemarin (senin, selasa, rabu,) istriku sakit, diawali dengan pusing, badan lemas, dan mual2, awalnya aku menanggapi dengan santai dan sedikit senyuman (jangan2 perutnya berisi) alias aku akan jadi calon bapak, tapi ketika aku periksakan kebidan terdekat hasilnya negatif, mungkin sedang proses, dikarenakan sampai hari ini istriku sudah telat hampir 3minggu. Sebenarnya yang jadi masalah bukan karena istriku hamil atau tidaknya, tapi gara-gara istriku sakit rumahku jadi kurang terurus. Pagi aku sudah harus berangkat bekerja, sore pulang harus pergi lagi karena aku masih bolak-balik ke kampus, disisi lain aku kasihan meninggalkan istriku sendirian, disisi lain aku kesal karena pekerjaan dirumah terbengkalai, tidak punya pembantu pula, saat aku mau mengerjakannya Istriku melarang dan berkata “ga usah mas, besok juga ayang sembuh, besok ayang kerjakan semua” disamping itu juga aku males hihihihihihihi……. sebetulnya tidak masalah buatku untuk mengerjakan semuanya, walaupun dengan sedikit dipaksakan, karena dari dulu aku sudah terbiasa melakukannya, tapi mungkin karena sudah dimanjakan karena adanya istri jadi selalu mengandalkan istri, sehingga pada saat istri sakit aku jadi bingung sendiri, dan tidak semestinya aku pusing, panik, dan kesal karena hal itu, seharusnya aku bisa mendampingi setiap saat dia perlu aku. Dan menjadi pesan untuk para suami-suami yang lain, mendingan bagi yang tidak memiliki pembantu belajar dari sekarang bagaimana cara mengerjakan “PR”, jadi disaat istri absen, kita bisa selesaikan semuanya… Jangan cuma ngerjai “PR” yang cuma bisa dikerjain berdua saja bro. Kasihan istri kalau lagi sakit. Istri sakit mungkin karena cape, cape karena ngurusin kita juga… jadi buat para suami sayangi istri masing-masing (jangan istri orang ya).

mudah-mudahan M lagi baca blog gue….


Gunawan Mashar – detikcom

MakassarPendidikan baca Al Qur’an akan menjadi salah satu mata pelajaran di sekolah-sekolah formal di Sulsel. Pasalnya, kini DPRD Sulsel telah menyetujui pemberlakuan Perda ini pada rapat Paripuna DPRD Sulsel yang digelar Selasa 18 April.

Dengan pemberlakuan ini, berarti tiap sekolah di Sulsel wajib memasukkan pendidikan Al Qur’an dalam mata pelajaran muatan lokal.

“Kecuali sekolah yang didominasi oleh siswa yang tidak beragama Islam. Namun, siswa Islam yang sekolah di sekolah dominan non Islam, musti mengikuti pendidikan Al Qur’an lewat jalur informal,” tutur Anas Genda, anggota Pansus Ranperda Pendidikan Al Qur’an, DPRD Sulsel ketika ditemui detikcom di Gedung DPRD Sulsel, Jl Urip Sumohardjo, Rabu (19/04/2006).

Dalam Perda ini, diatur 3 jalur Pendidikan Al Qur’an yang diajarkan kepada siswa.

Jalur pertama adalah lewat pendidikan formal. “Setiap sekolah yang dominan Islam, wajib mengajarkan pendidikan Al Qur’an,” ucap Anas.

Jalur kedua yakni melalui pendidkan informal, yaitu pengajaran mengaji di rumah. “Informal ini melalui orangtua. Misalnya ia mengajar anaknya mengaji. Tapi ini berlaku bagi anak yang sekolah di sekolah yang banyak muridnya beragama non Islam,” terang Anas.

Jalur ketiga yakni jalur nonformal. Jalur ini berupa Tempat Pendidikan Al Qur’an (TPA) dan sejenisnya. Khusus jalur informal dan nonformal pemberlakukannya lebih lanjut akan diatur dalam peraturan gubernur.

Peserta Didik Bersertifikat

Dengan adanya Perda ini, setiap siswa yang telah lulus mata pelajaran ini akan diberi sertifikat. “Nah pemberian sertifikat untuk jalur informal dan nonformal yang akan diatur lebih detail oleh peraturan gubernur agar sertifikatnya tidak asal kasih. Juga agar tenaga pengajarnya tidak sembarangan lebih lanjut akan ditentukan bagaimana kualifikasinya,” beber Anas.

“Pada jalur informal, akan ditentukan syaratnya sehingga si anak yang diajar secara informal ini layak mendapat sertifikat,” kata Anas, yang juga wakil ketua Komisi E DPRD Sulsel.(nrl)

Sudah seharusnya Peranan Pemerintah untuk mempersiapkan Generasi Bangsa yang cerdas tangguh berakhlak Qur’ani dan siap menghadapi zaman….

Jika generasi akan datang rusak, memble, susah diajak/tidak mau memberantas Kemaksiatan malahan jadi Aktor maksiat jadi koruptor jadi maling jadi pemerkosa & jadi jadian….
Jangan menyalahkan Medianya yg begini.. pornografi..majalah Playboy…Playgirl..PlayGame..PlayPlay?????

Tapi kenapa tidak dipersiapkan sejak dini ?

Yaitu Generasi yg cerdas berakhlak tangguh dan siap menghadapi perubahan zaman dan bahkan mampu merubah zaman …..(insya Allah…)
Kata Prof.Quraish Shihab yg suka baca qur’an dan menghapal qur’an insya Allah daya Ingatnya tinggi gak bakalan PIKUN….itung-itung nambahin IQ…

PEMDA mana lagi yg nyusul ???


Kisah yang dituturkan oleh Bpk. Ahmad Tohari yang dimuat dikolom resonansi republika hari Senin, 18 Desember 2006, nyata-nyata telah membuat kita malu dimata Alloh akan rezekinya yang telah kita terima selama ini.

Ini kisah tentang Yu Timah. Siapakah dia? Yu Timah adalah tetangga kami. Dia salah seorang penerima program Subsidi Langsung Tunai (SLT) yang kini sudah berakhir. Empat kali menerima SLT selama satu tahun jumlah uang yang diterima Yu Timah dari pemerintah sebesar Rp 1,2 juta. Yu Timah adalah penerima SLT yang sebenarnya. Maka rumahnya berlantai tanah, berdinding anyaman bambu, tak punya sumur sendiri. Bahkan status tanah yang di tempati gubuk Yu Timah adalah bukan milik sendiri.

Usia Yu Timah sekitar lima puluhan, berbadan kurus dan tidak menikah. Barangkali karena kondisi tubuhnya yang kurus, sangat miskin, ditambah yatim sejak kecil, maka Yu Timah tidak menarik lelaki manapun. Jadilah Yu Timah perawan tua hingga kini. Dia sebatang kara. Dulu setelah remaja Yu Timah bekerja sebagai pembantu rumah tangga di Jakarta. Namun, seiring usianya yang terus meningkat, tenaga Yu Timah tidak laku di pasaran pembantu rumah tangga. Dia kembali ke kampung kami. Para tetangga bergotong royong membuatkan gubuk buat Yu Timah bersama emaknya yang sudah sangat renta. Gubuk itu didirikan di atas tanah tetangga yang bersedia menampung anak dan emak yang sangat miskin itu.

Meski hidupnya sangat miskin, Yu Timah ingin mandiri. Maka ia berjualan nasi bungkus. Pembeli tetapnya adalah para santri yang sedang mondok di pesantren kampung kami. Tentu hasilnya tak seberapa. Tapi Yu Timah bertahan. Dan nyatanya dia bisa hidup bertahun-tahun bersama emaknya. Setelah emaknya meninggal Yu Timah mengasuh seorang kemenakan. Dia biayai anak itu hingga tamat SD. Tapi ini zaman apa. Anak itu harus cari makan. Maka dia tersedot arus perdagangan pembantu rumah tangga dan lagi-lagi terdampar di Jakarta. Sudah empat tahun terakhir ini Yu Timah kembali hidup sebatang kara dan mencukupi kebutuhan hidupnya dengan berjualan nasi bungkus. Untung di kampung kami ada pesantren kecil. Para santrinya adalah anak-anak petani yang biasa makan nasi seperti yang dijual Yu Timah.

Kemarin Yu Timah datang ke rumah saya. Saya sudah mengira pasti dia mau bicara soal tabungan. Inilah hebatnya. Semiskin itu Yu Timah masih bisa menabung di bank perkreditan rakyat syariah di mana saya ikut jadi pengurus. Tapi Yu Timah tidak pernah mau datang ke kantor. Katanya, malu sebab dia orang miskin dan buta huruf. Dia menabung Rp 5.000 atau Rp 10 ribu setiap bulan. Namun setelah menjadi penerima SLT Yu Timah bisa setor tabungan hingga Rp 250 ribu. Dan sejak itu saya melihat Yu Timah memakai cincin emas. Yah, emas. Untuk orang seperti Yu Timah, setitik emas di jari adalah persoalan mengangkat harga diri. Saldo terakhir Yu Timah adalah Rp 650 ribu.

Yu Timah biasa duduk menjauh bila berhadapan dengan saya. Malah maunya bersimpuh di lantai, namun selalu saya cegah.

”Pak, saya mau mengambil tabungan,” kata Yu Timah dengan suaranya yang kecil.

”O, tentu bisa. Tapi ini hari Sabtu dan sudah sore. Bank kita sudah tutup. Bagaimana bila Senin?”

”Senin juga tidak apa-apa. Saya tidak tergesa.”

”Mau ambil berapa?” tanya saya.

”Enam ratus ribu, Pak.”

”Kok banyak sekali. Untuk apa, Yu?” Yu Timah tidak segera menjawab. Menunduk, sambil tersenyum malu-malu.

”Saya mau beli kambing kurban, Pak. Kalau enam ratus ribu saya tambahi dengan uang saya yang di tangan, cukup untuk beli satu kambing.”

Saya tahu Yu Timah amat menunggu tanggapan saya. Bahkan dia mengulangi kata-katanya karena saya masih diam. Karena lama tidak memberikan tanggapan, mungkin Yu Timah mengira saya tidak akan memberikan uang tabungannya. Padahal saya lama terdiam karena sangat terkesan oleh keinginan Yu Timah membeli kambing kurban.

”Iya, Yu. Senin besok uang Yu Timah akan diberikan sebesar enam ratus ribu. Tapi Yu, sebenarnya kamu tidak wajib berkurban. Yu Timah bahkan wajib menerima kurban dari saudara-saudara kita yang lebih berada. Jadi, apakah niat Yu Timah benar-benar sudah bulat hendak membeli kambing kurban?”

”Iya Pak. Saya sudah bulat. Saya benar-benar ingin berkurban. Selama ini memang saya hanya jadi penerima. Namun sekarang saya ingin jadi pemberi daging kurban.”

”Baik, Yu. Besok uang kamu akan saya ambilkan di bank kita.

”Wajah Yu Timah benderang. Senyumnya ceria. Matanya berbinar. Lalu minta diri, dan dengan langkah-langkah panjang Yu Timah pulang.

Setelah Yu Timah pergi, saya termangu sendiri. Kapankah Yu Timah mendengar, mengerti, menghayati, lalu menginternalisasi ajaran kurban yang ditinggalkan oleh Kanjeng Nabi Ibrahim? Mengapa orang yang sangat awam itu bisa punya keikhlasan demikian tinggi sehingga rela mengurbankan hampir seluruh hartanya? Pertanyaan ini muncul karena umumnya ibadah haji yang biayanya mahal itu tidak mengubah watak orangnya. Mungkin saya juga begitu. Ah, Yu Timah, saya jadi malu. Kamu yang belum naik haji, atau tidak akan pernah naik haji, namun kamu sudah jadi orang yang suka berkurban. Kamu sangat miskin, tapi uangmu tidak kaubelikan makanan, televisi, atau pakaian yang bagus. Uangmu malah kamu belikan kambing kurban. Ya, Yu Timah. Meski saya dilarang dokter makan daging kambing, tapi kali ini akan saya langgar. Saya ingin menikmati daging kambingmu yang sepertinya sudah berbau surga. Mudah-mudahan kamu mabrur sebelum kamu naik haji.


Untuk membentuk bibir yang menawan, ucapkanlah kata-kata kebaikan. Untuk mendapatkan mata yang indah, carilah kebaikan pada setiap orang yang anda jumpai. untuk mendapatkan bentuk badan yang langsing, bagikanlah makanan dengan mereka yang kelaparan. Untuk mendapatkan rambut yang indah, mintalah seorang anak kecil untuk menyisirnya dengan jemarinya setiap hari. Untuk mendapatkan sikap tubuh yang indah, berjalanlah dengan segala ilmu pengetahuan, dan anda tidak akan pernah berjalan sendirian.

Manusia, jauh melebihi segala ciptaan lain. Perlu senantiasa berubah, diperbaharui, dibentuk kembali, dan diampuni. Jadi, jangan pernah kecilkan seseorang dari hati anda. Apabila anda sudah melakukan semuanya itu, ingatlah senantiasa. Jika suatu ketika anda memerlukan pertolongan, akan senantiasa ada tangan terulur. Dan dengan bertambahnya usia anda, anda akan semakin mensyukuri telah diberi dua tangan, satu untuk menolong diri anda sendiri dan satu lagi untuk menolong orang lain.

Kecantikan wanita bukan terletak pada pakaian yang dikenakan, bukan pada bentuk tubuh, atau cara dia menyisir rambutnya. Kecantikan wanita terdapat pada mata, cara dia memandang dunia. Karena di matanya terletak gerbang menuju ke setiap hati manusia, di mana cinta dapat berkembang.

Kecantikan wanita bukan pada kehalusan wajah. Tetapi pada kecantikan yang murni, terpancar pada jiwanya, yang dengan penuh kasih memberikan perhatian dan cinta dia berikan. Dan kecantikan itu akan tumbuh sepanjang waktu.


Hadith 1
  Abu Hurairah ra. meriwayatkan bahawa Rasulullah SAW bersabda: "Umatku  telah dikurniakan dengan lima perkara yang istimewa yang
belum pernah  diberikan kepada sesiapa pun sebelum mereka. Bau mulut daripada
seorang  Islam yang berpuasa adalah terlebih harum di sisi Allah daripada bau
haruman kasturi. Ikan-ikan di lautan memohon istighfar (keampunan) ke  atas
mereka sehinggalah mereka berbuka puasa".
        Allah mempersiapkan serta menghiasi jannah yang khas setiap hari dan
kemudian berfirman kepadanya: "Masanya telah hampir tiba bilamana
hamba-hambaKu yang taat akan meninggalkan segala halangan-halangan yang  besar
(di dunia) dan akan mendatangimu."
      Pada  bulan ini syaitan-syaitan yang durjana dirantaikan supaya tidak
menggoda mereka ke arah maksiat-maksiat yang biasa mereka lakukan pada
bulan-bulan selain Ramadhan. Pada malam terakhir Ramadhan (orang-orang  yang
berpuasa ini) akan diampunkan." Maka sahabat-sahabat Rasulullah  SAW pun
bertanya: "Wahai Pesuruh Allah, adakah itu malam lailatul  Qadar?" Dijawab oleh
Rasulullah SAW: "Tidak, tetapi selayaknya seorang  yang beramal itu diberi
balasan setelah menyempurnakan tugasnya."
      Hadith 2
  Ubadah Bin Somit ra. meriwayatkan bahawa Rasulullah SAW bersabda pada  suatu
hari ketika Ramadhan hampir menjelang: "Telah datang  kepadamu bulan Ramadhan,
di mana Allah melimpah ruahkan di dalamnya  dengan keberkatan, menurunkan
rahmat, mengampuni dosa-dosa kamu,  memakbulkan doa-doa kamu, melihat di atas
perlumbaan kamu untuk  memperolehi kebaikan yang besar dan berbangga mengenaimu
di hadapan  malaikat-malaikat. Maka tunjukkanlah kepada Allah Taala kebaikan
dari  kamu. Sesungguhnya orang yang bernasib malang ialah dia yang dinafikan
daripada rahmat Allah pada bulan ini."
       Hadith 3
  Abu Sa'id Al Khudri ra. meriwayatkan  bahawa Rasulullah
SAW bersabda: "Setiap  hari siang dan malam pada bulan Ramadhan, Allah Tabaraka
wa Taala  membebaskan begitu banyak sekali roh daripada api neraka. Dan pada
setiap orang Islam pada setiap hari siang dan malam doanya pasti akan
diterima."
       Hadith 4
  Abu Hurairah ra. meriwayatkan bahawa Rasulullah SAW
bersabda: "Terdapat  tiga jenis orang yang doa mereka tidak ditolak; doa
daripada orang yang  berpuasa sehinggalah dia berbuka puasa; imam (penguasa)
yang adil, dan  orang yang dizalimi yang kerana doanya itu Allah mengangkatnya
melepasi  awan dan membuka untuknya pintu-pintu langit dan Allah berfirman:
"Daku  bersumpah demi kemuliaanKu, sesungguhnya Daku pasti menolongmu walaupun
pada suatu masa nanti."  

      Hadith 5
  Ibn Umar ra. meriwayatkan bahawa Rasulullah SAW
bersabda: "Sesungguhnya  Allah dan para malaikatNya mengirim rahmat ke atas
mereka yang memakan  sahur."
      Hadith 6
  Abu Hurairah ra. meriwayatkan bahawa Rasulullah SAW
bersabda "Barangsiapa  berbuka satu hari di siang hari
bulan Ramadhan tanpa alasan yang wajar  (disegi syariah) atau sakit yang kuat,
tidak akan dapat menampung atau  mengganti hari tersebut walaupun akan berpuasa
sehingga ke akhir  hayatnya."
Selamat Menjalankan Ibadah Puasa