Setelah ditelusuri, ternyata sudah banyak juga ya edisi intermezzo ini. Tidak terasa sudah sampai 13 episode yang sudah terbit (kayak sinetron). Berawal dari keinginan memotivasi diri, sampai iseng-iseng karena kurang inspirasi maka jadilah postingan-postingan bertitel Intermezzo ini. Mengapa edisi kali ini bertitel “Kelamaan?” , dikarenakan jauhnya jarak dengan edisi sebelumnya dan lamanya diriku tidak posting-posting đŸ˜€Â Ya sudahlah tidak usah kelamaan, mari kita simak hasil mulung untuk edisi kali ini. Baca lebih lanjut
Ketika pertolongan mengharapkan pamrih, ketika bantuan hanya untuk kelompok tertentu, ketika belas kasih hanya khusus untuk golongannya. Awalnya manis, memberikan bantuan dengan tampang ikhlas, ridho dan rendah hati, tapi lambat laun pamrih menerjang segala bentuk keridhoan.Menghapuskan keikhlasan (katanya) yang ada.
Apa jadinya jika dua hati tidak mau saling mengerti, apa jadinya jika dua jiwa saling menyalahkan, tak ada introspeksi, yang ada hanya pembenaran sepihak, dan tak ada kata saling mengalah.
Jika hati berontak, logika tak berjalan, emosi yang bermain, menggolak, menggelegak, bak tsunami setelah gempa.
Perasaan kecewa berkecamuk, rasa menyalahkan berbalik menjadi rasa bersalah yang teramat dalam, tapi keegoisan menerjang, memporak porandakan segala kesadaran dan kesahajaan yang ada, mematikan kebesaran hati, merusak kesabaran diri.
Kedewasaan terlupakan, masa tua tak lagi menjadi ukuran, sadar diri tak lagi punya arti. Hanya ke aku-an yang meradang. memusnahkan segala kebaikan yang telah direncanakan untuk membangun sebuah puing kejayaan.
Apa jadinya?