Aku Adalah Aku dan Akan Tetap Menjadi AKu

Tag Archives: Kisah

istighfar.80175754_sq_thumb_mBenarkah kegagalan merupakan karunia yang Tuhan berikan namun belum terwujud dalam kenyataan?.  Benarkah kegagalan adalah penyayang diri agar manusia lebih jeli dan teliti?.

Baca lebih lanjut


Sebuah keluarga terdiri dari Ayah, Ibu dan 4 orang anak. Anak Sulung gadis kelas 2 SMA sebut saja Sulung, anak kedua laki-laki kelas 1 SMP sebut saja DUA, ketiga laki-laki kelas 2 SDsebut saja TIGA, dan terakhir, putri kecil berusia 3 tahun sebut saja Bungsu.

Sang Ayah yang bertitel Haji selalu menekankan kepada anak-anaknya tentang pentingnya Agama, dan mengajar hal-hal yang bersifat religi. Sang ibu pedagang kelontong disebuah pasar yang ramai pengunjung karena dekat objek wisata.

Minggu pagi  Sang Ayah sudah berdiam di Masjid dari dini hari tadi, menjelang pukul 06 pagi ayah belum pulang karena masih sibuk mengaji. Seluruh anak belum terbangun walaupun hari sudah terang dan teriakan Sang Ibu membangunkan anak-anaknya berlomba dengan hiruk pikuk kokok ayam diluar. Setelah dipaksakan bangun apa yang terjadi?

Si Sulung berkutat dengan HP nya, sms sepanjang hari tanpa memperhatikan rumahnya yang berantakan, entah karena hari libur atau memang malas. Sementara Dua dan Tiga berkelahi memperebutkan jatah uang jajan yang menurut kedua belah pihak tidak adil. Dua beranggapan bahwa dia lebih besar sehingga uang jajan harus lebih banyak pula, sedangkan Tiga beranggapan bahwa dia dan Dua itu sama sehingga jatahpun harus sama. Bungsu pun berulah, tiap makanan yang ada didepan para kakaknya diminta dan bila tidak diberi maka tangisnya pun pecah memekakkan telinga. Semakin sang kakak marah semakin kencang pula tangisnya.

Sang Ibu pun berangkat berdagang dengan bayangan dikepalanya berapa keuntungan yang akan dia dapat hari ini tanpa memperdulikan sudah kah Si ibu mempersiapkan makanan untuk  Suami dan anak-anaknya yang ditinggalkan, masing-masing anak hanya dibekali uang sekian rupiah untuk jajan pengganjal lapar dari pagi hingga sore hari.

Sampai sang Ayah pulang dari masjid dan akan berangkat kerja suasana rumah masih seperti itu, Sulung masih santai rebahan dilantai sambil sibuk dengan HP nya. Si Dua dan Tiga masih meributkan hal yang tadi sambil merengek kepada Ayahnya untuk meminta tambahan jatah uang jajan, si Bungsu pun kembali menangis ingin ikut Ayahnya sambil menanyakan keberadaan Sang Ibu.    END.

kalau sudah baca, lanjut kesini


Pagi hari sebelum berangkat kerja kusempatkan diri untuk menonton berita (aku gak suka sinetron) di televisi, berita pertama masih seputar kasus mutilasi, entah kenapa sekarang menjadi tren orang membunuh dengan cara memotong-motong tubuh korbannya, berita kedua lagi-lagi kebakaran…huh cape liat musibah terus.

Sore hari sepulang dari kantor sambil beristirahat sebelum berangkat kekampus kembali aku merefresh dengan berita televisi, lagi-lagi mutilasi, kebakaran, berita kawin cerai selebriti, demo RUU pornografi, perusakan tempat umum oleh warga, sampai kiai menikahi gadis dibawah umur (Pedofil tuh!!!) dengan dalih mengikuti jejak Rasul Salallahu alaihi wasallam. Preeet…. masa sering gonta ganti istri mengikuti jejak Rasul? Kalau menurut pandanganku, menikah lagi dan lebih dari 2x itu semata-mata karena dorongan dari bawah puser bukan karena menolong lah, jejak rasul lah atau jejak siapa kek. Walaupun menurut hukum Islam sah karena si gadis sudah aqil baligh dan orang tuanya mengijinkan serta tanpa tuntutan dan iming-iming harta, tapi kan banyak mudharatnya, si gadis akan kehilangan masa mudanya, masa cerianya, dan yang pasti pendidikannya. Secara logika dan akal sehat orang tua bener mana yang rela anaknya dinikahkan dengan laki-laki tukang kawin biarpun ustad kalau tanpa pamrih dan iming-iming duit? hare gene dikasih duit gak mau????hehehehe………ya sudahlah.. urusan mereka…

Malam harinya sepulang dari kampus….. anakku nangis… sambil bermain-main sejenak dengan anakku tak lupa ku tonton berita…puihh…. cape deh… gak beda jauh sama yang tadi pagi beritanya… kenapa wajah dunia kini dipenuhi dengan musibah, kriminal, hawa nafsu dan angkara murka? dimana lagi kedamaian, persaingan sehat dan hati nurani. disana sini hanya ada kericuhan ditengah-tengah perseteruan Obama dan Mccain memperebutkan tahta tertinggi penguasa AS. Apa benar kata orang tua dulu bahwa “Kiamat sudah dekat?” merinding jadinya…


Sebulan kemarin sampai sekarang ini aku dibikin riweh oleh semua kegiatan yang ada di tempatku bekerja, mulai dari akhir Juni sampai pertengahan Juli ada Daftar Ulang Siswa Baru, ditambah lagi mengurusi Akreditasi SD, bolak-balik ke kantor Dinas untuk menyerahkan data-data, rapat, dan sebagainya. Merapikan file-file yang telah ditinggalkan empunya dikarenakan adanya pergantian divisi. Memperbaiki administrasi, ngejar-ngejar wali kelas untuk minta data siswa UPDATE, ngomelin teman-teman kerja yang sembrono dan naro barang seenaknya dan sebaginya-dan sebagainya…….. ffwwhhhuuuiiihhhh…. itu bukan menjadi masalah yang berarti buatku, aku maklumi karena itu memang ada dalam pekerjaanku dan harus aku hadapi. Yang menarik ada satu hal yang seumur hidup aku belum pernah alami dan kerjakan… Yaitu menjadi saksi di kepolisian.. Nah…loh…., begini ceritanya:

Tanggal 24 Juli 2008 kemarin, KEPSEK SD mendapat surat panggilan dari POLRES METRO Bekasi, sebagai saksi dalam perkara pidana Penggelapan dalam jabatan yaitu penggelapan dana oleh salesman terhadap PT.Yudhistira (Untuk kasusnya aku tidak perlu jelaskan disini).

Senin 28 juli 2008 pagi, KEPSEK menugaskan saya untuk menghadiri Surat Panggilan tersebut dikarenakan ada rapat Lembaga yang tidak dapat ditinggalkan. (Aku sih sudah sering ke POLRES tapi bukan untuk urusan yang serem-serem begini). Jam 9 kurang lebih aku sampai di POLRES dan mendatangi BRIPKA I Gede darmada. agak deg-degan juga sih karena seumur hidup aku baru kali itu masuk kantor Bareskrim walaupun statusnya hanya sebagai saksi dan mewakili pula, untung aku bisa santai dan menjawab semua pertanyaan yang diajukan Pak Polisi sesuai anjuran KEPSEK. Ada beberapa keunikan yang aku temui disana, pertama: aku masuk dan mataku melihat ada salah satu anggota Polisi sedang tidur di sofa, (loh kok? kan masih pagi) saat aku dimintai keterangan ada KEPSEK dari sekolah lain yang datang juga tepat duduk disebelahku, yang bikin geli beliau agak sedikit ketakutan dan menyangka dirinya dipanggil karena ada kesalahan yang diperbuat, belum ditanya sudah membela diri dengan sedikit memelas, akupun cuma senyum-senyum sendiri dan hampir kehilangan konsentrasi, padahal saat itu akupun sedang ditanyai (songong yak). Kedua : betapa sedikit berisiknya ruangan itu, mungkin karena dijadikan tempat ajang nanya-nanya ya, hehehe (norak mode ON) . jauh disebelah kanan ada salah satu penyidik sedikit teriak-teriak karena yang ditanya sedikit berbelit-belit tentang kasus jual beli rumah, dibelakangku tiga orang sedang berseteru karena kasus kekerasan dan penyerobotan tanah dan bla..bla..bla. Menjelang pukul 11.00 WIB kepalaku mulai keliyengan ( bahasa apa tuh) secara gitu loh berangkat cuma minum teh anget segelas alias belom makan sarapan berat. Dan ruangan yang lumayan dingin karena satu meja penyidik diatasnya dipasang satu AC (boros banget) dan nyeseknya ruangan AC kok Polisinya boleh ngerokok ya… pukul 12.15 WIB sekitar kurang lebih 18-20 pertanyaan selesai aku jawab dan Alhamdulillah akupun boleh pulang. Ada satu perubahan yang sedikit positif saat aku datang ke POLRES kemarin. waktu dulu saat aku beberapa kali datang kesana pasti ada beberapa orang entah itu calo atau Polisi itu sendiri menawarkan bantuan padaku untuk pembuatan SIM walaupun kedatanganku kesana bukan untuk membuat SIM, sampai kadang2 yang bikin kesel belum selesai aku parkir sudah diteriaki SIM mas….SIM…. emank aku KOSIM?? hehehe. Tapi kemarin aku datang sampai pulang tidak ada satupun yang menawariku walaupun pas keluar ruangan aku sempet kesasar keruangan pembuatan SIM. Semoga ini pertanda baik buat kepolisian dan Khususnya buat Indonesia. eh… satu lagi semoga kasus PT.Yudhistira ini cepet selesai dan sang salesman menyadari kesalahannya dan tidak mengulanginya dikemudian hari..Amin………………….


Ujian Nasional tingkat SMA/SMK sudah usai, menyisakan berbagai macam kisah, ada yang menangis bahagia karena telah lolos dari lubang jarum, ada yang menangis karena benar-benar masuk kedalam lubang itu dengan kata lain tidak lulus.

Setelah berbagai macam cerita diatas, kini lulusan SMA sederajat dihadapkan pada permasalahan baru, yaitu dimana mereka akan melanjutkan Pendidikan?, saya yakin sebagian besar dari mereka menginginkan masuk ke PTN (Perguruan Tinggi Negeri). Tapi apa masalah yang mereka hadapi?, mayoritas yang masuk PTN adalah Anak-anak yang memiliki orang tua tingkat ekonomi nya menengah keatas. Kenapa?, faktanya bulan Mei-Juni kemarin telah diadakan UMB (Ujian MAsuk Bersama) yang diadakan 5 PTN, yang tergabung dalam UMB adalah Universitas Indonesia (UI), Universitas Sumatera Utara (USU), Universitas Negeri Jakarta (UNJ), Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, dan Universitas Hasanuddin (Unhas) Makassar. Awalnya mereka harus mengeluarkan biaya formulir yang lumayan ….., dari mulai antrian panjang, sampai harus mengikuti tes bersama yang jauh dari tempat tinggal. Akhir Juni ini kembali digelar tradisi di Indonesia, yaitu Penerimaan Mahasiswa Baru untuk Perguruan Tinggi Negeri di seluruh Indonesia, dari pengamatan saya Ujian ini telah beberapa kali berganti nama, jaman dulu seingat saya ujian ini bernama SIPENMARU (Sistem Penerimaan Mahasiswa Baru), sekitar tahun 2000-an berganti lagi UMPTN (Ujian Masuk Perguruan Tinggi Negeri), sekitar tahun 2005 era SBY berganti menjadi SPMB (Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru), dan di tahun ini kembali berganti nama menjadi SNMPTN (Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri).

Apa tujuan dari pergantian nama tersebut? apa karena pergantian Menteri Pendidikan, atau pergantian Presiden? atau untuk sekedar penyegaran? apa yang disegarkan? toh didalam nya sama, Pemerintah tetap menjunjung Tinggi UUD (Ujung Ujungnya Duit), sebagian besar mayoritas menengah keatas yang bisa melanjutkan Pendidikan ke PTN, mulai dari pendaftaran yang ribet dan penuh biaya, belum persyaratan ini dan itu, Kontras sekali dengan pendaftaran SMP dan SMA Negeri, para orang tua berduyun-duyun dan berebut memasukkan anak mereka ke Sekolah SMP dan SMA Negeri dengan alasan lebih murah (kualitas juga tentunya) dengan menomor duakan Sekolah swasta walaupun favorit.

Apakah perlu diiyakan kalau pendidikan di Indonesia itu memang mahal? apa yang dicari Pemerintah dengan Proyek UN dan SNMPTN nya?


Semalam aku mendapat sms dari M, fikiranku langsung tertuju pada blog-ku ini, wah…pasti bakal ada postingan cerita bersambung baru berjudul Dilema nih….

Setelah janjian ketemuan disebuah warung, ditemani rintik hujan gerimis, segelas kopi susu dan gorengan anget M pun bercerita :

 

M : “Lo gak tau bro, sudah 3 minggu D pulang kampung?”

 

Apa peduli gue sama lo kalau dia pulang kampung?, dia bukan ade gue dan lo ada istri lo yang siap menemani lo setiap saat” Aku langsung ketus ketika dia memulai cerita tentang D.

 

M : “jangan begitu bro, lo tau lah semuanya, gak perlu pake ngotot gitu, gue Cuma pingin lo dengerin aja cerita gue, tanpa harus mengomentari dan marah2 kayak gitu, Please….Dan lo gak perlu merasa berdosa karena menutup-nutupi kebohongan gue dan membiarkan teman lo ini dijalan yang gak bener, gue tanggung semua dosanya” .

 

“Tau dari mana kalo gue ga ikut dosa dan semua dosa itu buat lo?” Aku masih singit.

 

M :”Tenang bro, mudah2an Tuhan mendengar doa gue, biar dosa ini gue tanggung semua”

 

“Orang mah minta diampuni dosa, ini malah minta dosa, Aneh” sela ku sambil tersenyum.

“OK, gue dengerin lo” tambahku.

 

M :”D pulang kampung, semalam dia telepon gue panjang dan lebar, ga tau balik lagi kesini atau ga, katanya belum ada kepastian balik ke Jakarta dari kakeknya, soalnya dikampung masih repot setelah nikahan kakaknya. Dan gue terus terang kangen sama dia, tapi juga lama-lama takut kebohongan gue ketahuan istri gue, dan ingin gue akhiri semua ini…..

 

“Lah itu gue dukung!!!”. Potongku langsung tanpa basa-basi.

 

M :”tunggu dulu bro, belum selesai”.

 

 Aku hanya diam manggut-manggut

 

M :”Gue ingin akhiri semuanya tapi takut mengungkapkannya, walaupun D sudah menawarkannya.”

 

Ini petikan pembicaraan M dengan D.

 

D :”mas, aku belum tau kapan balik ke Jakarta, dan aku terus terang tambah bingung, disisi lain aku ingin bertemu mas, disisi lain aku betah disini, dan aku semakin takut untuk melanjutkan semua kisah kita.”

 

Dengan senyum masam M  berbicara didalam hati “sebenarnya aku juga ingin mengakhiri, tapi bibir ini tak sanggup untuk mengatakannya, entah takut mengucap, atau takut membuat salah satu dari hati kita akan sakit.”

 

D :”kok diam mas?, aku Cuma butuh jawaban, ya atau tidak?”

 

M :”Ya atau tidak untuk apa?”

 

D :”Kita akhiri semuanya, aku tidak mau terus-terusan berbohong dan menyakiti orang lain, apa lagi aku wanita, aku tau apa yang akan istri mas rasakan seandainya mengetahui kebohongan kita.”

 

M :” Terserah kamu, aku siap menerima apapun keputusan kamu, walaupun bila kita harus berpisah, itu sangat menyakitkan hati, dan aku tau bila kita terus bersama akan ada yang lebih merasa sakit.”

 

D :“Aku juga sakit mas, dari awal kita jumpa aku sudah merasa sakit, kenapa semua ini harus terjadi, ini memang kekhilafan dan kenaifan aku sebagai manusia, yang hanya mengutamakan ego, tanpa merasakan perasaan orang lain, aku tidak mau terus menyakiti sesama wanita, lebih baik aku yang sakit.

Maafin aku mas, jika selama ini aku menyusahkan mas, dan membuat istana kecil mas  yang menurutku membahagiakan menjadi kacau dan rusak. Aku tidak mau terus merusaknya,  bangun kembali mas puing2 istana bahagia mas yang aku runtuhkan.

 

M :”cukup!, aku sudah tau jawabannya. Ok, kita sudahi semuanya, aku terima, walupun kamu tau apa yang aku rasakan saat ini. Aku coba untuk melupakan kisah kita, tapi aku minta satu hal saja.

Aku tau kamu sulit untuk keluar dari istanamu di Ngayogyokarto sana, tapi aku mohon besok minggu kamu keluar walaupun hanya sebentar saja. Tapi harus hari minggu dan sesudahnya, jangan hari sebelumnya, aku minta kamu buka blog nya mas indra dan kamu buka halaman yang berjudul Dilema, itu saja.

Selamat tinggal kasih… jika kita tidak bertemu disini, mungkin dialam berbeda Tuhan akan mentakdirkan lain……

 

Klik……..

 

Kembali kewarung kopi bersama aku dan M.

 

M :”jadi gue mohon bro, sebelum hari minggu, lo tulis cerita gue yang terakhir, dan gue titip sesuatu ke lo buat D, semoga dia  selalu ingat gue, please…

 

Aku hanya mengangguk menerima titipan dari M.

 

Ini titipannya

 

Tamat


Malam rabu aku tiba dikampus mercu pukul 18.45 WIb, sesuai perjanjian, MBC malam ini akan hadir dalam acara Hits di RCTI dengan bintang tamu Dewa, Andra n The backbone, Mulan Jameela, dewi-Dewi, dan The Rock. Pukul 19.15 kita start. Tapi baru 500 m berjalan, hujan deras tiba2 datang dan kita pun berteduh selama sekitar 15 menit dan melanjutkan perjalanan, lucunya kita sampai 3 x berteduh gara2 hujan yang tiba-tiba datang dan tiba-tiba berhenti. Sejujurnya aku kurang begitu suka dengan dewa, tapi karena ada Andra dan MBC yang salah satunya membuat aku memaksakan diri untuk berangkat, sampai disana kami harus menunggu pintu masuk dibuka sambil mempersiapkan karcis yang telah dibagikan secara gratis oleh Ketua MBC (stanley).

Setelah dengan mengantri cukup panjang kamipun masuk dan menyaksikan acara dari awal sampai akhir… (foto-foto menyusul) .Pukul 12 malam acarapun selesai, setelah keluar studio dan makan snack sebentar kamipun meluncur pulang, tidak disangka dan diduga kami terkena musiba, ban motor teman kami terkena paku dijalan semanggi, tepatnya didepan balai sarbini, lalu dengan berjalan perlahan-lahan dan bergantian mendorong motor teman kami tersebut akhirnya kami temukan tukang tambal ban, setelah semua selesai kamipun melanjutkan perjalanan pulang menuju rumah masing-masing, aku sendiri tiba dirumah sekitar pukul 3 pagi, dan sudah diduga esok harinya aku malas bangun (alhamdulillah masih bisa sholat subuh), dan akhirnya akupun tidak masuk kerja, bukan enggan bekerja atau meninggalkan tanggung jawab, tapi karena tiba-tiba kondisi badanku pun tidak mendukung untuk bekerja, mungkin pengaruh hujan dan kurang tidur, dari pada bekerja tidak konsen dan asal-asalan mendingan tidak masuk sekalian pikirku. Segera paginya aku sms atasanku minta ijin tidak masuk dan supaya disampaikan ke bos besar kami.

Disini aku cuma ingin berbagi cerita dan pengalaman, dan mudah-mudahan orang-orang yang sekantor denganku tidak membacanya…hehehehe….. dan maaf para bos -bos LPN I, baru kali ini kok aku bolos….Peace ya….jangan marah………..