Siang itu…

Nada sms berdering, kubaca beritanya membuat jantungku berdetak, kakiku lemas, mendadak aku tak bersemangat untuk melakukan aktivitas apapun. Rasa malas dan tak bersemangat menghinggap. Hanya doa yang aku kumandangkan, bibirku tak berhenti komt-kamit membaca mantra yang diambil dari Al-Qur’an, Hadits, dan sholawat Nabi ajaran dari guru ngajiku dulu. Walau badanku lemas tapi kupaksakan jiwaku untuk tetap kuat berdoa dan memohon semoga kejadian yang tak dapat kubayangkan tidak terjadi.

Hingga malam tiba
Kekhawatiran akan hal-hal negatif dan berdampak buruk semakin menguat. Aku lelah, lunglai, tak berdaya. Rasa takut semakin dalam dan semakin dalam menyeruak hingga ketulang sumsum. Konsentrasiku buyar, apa yang masuk kedalam telinga, mata, dan hatiku terpental kembali tiada arti, tak ada satupun yang masuk kejiwaku. Kembali tak henti-hentinya aku bersimpuh dan bersujud memohon kelapangan dari Sang Penguasa Alam, memohon Ridho-Nya.
Sms kembali berdering yang membuatku semakin kacau balau luluh lantak. Hingga tanpa babibu lagi aku berlari kearah masalah itu. Kekhawatiranku akan semua yang menjadi catatan hidupku semakin menguat. Ku lewati jalanan sempit, hingar bingar jalan raya, dan hiruk pikuk suara kendaraan tidak aku pedulikan. Dalam bayanganku hanya pertanyaan bagaimana keluar dari semua ini. Dalam suasana itu kembali doa yang menemaniku. Aku sudah tak kuasa melawan semuanya tapi satu yang masih aku bisa lakukan yaitu berdoa.
Sesampainya aku ditempat masalah, aku terperangah, bukan bayangan buruk yang aku jumpai. Tapi senyum yang menyambutku, tatapan teduh yang berbicara, hingga semua apa yang aku alami dari siang hingga malam seketika mencair…, dingin…, sejuk… dan mendamaikan… satu kata yang tertangkap ditelingaku….”Ini berkat kekuatan Do’a”.